Урок 28.1

Урок 28

Текст 1

Dari Kolektor Menjadi Pengrajin Keramaik

Semula ia hanya senang mengumpulkan suvenir-suvenir keramik. Namun, kesenangannya itu lama kelamaan membuatnya tertarik untuk mempelajari cara pembuatan keramik. Ia pun mulai bergiat mencari buku-buku tentang keramik, juga bertanya kepada pengrajin keramik yang ditemuinya.

"Saya tak merasa perlu malu bertanya. Saya belajar membuat keramik itu dari pembuat keramik di Plered Ancol, sampai para mahasiswa IKJ (Institut Kesenian Jakarta) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta," tutur Sri Murniati (39), yang juga seorang pengrajin keramik.

Sebagian uang yang diperolehnya dari tempat praktek sebagai dokter gigi di kawasan Jakarta Selatan dihabiskannya untuk mencoba membuat keramik. "Hampir setengah tahun saya belajar tentang bagaimana proses membuat berbagai jenis keramik itu. Sampai akhirnya saya merasa puas dengan apa yang bisa saya hasilkan," kata ibu empat anak itu.

Keramik buatannya menjadi penunjang interior di rumahnya. Sebagian lagi dijadikannya alas lampu meja di ruang tamu. Beberapa temannya yang datang menyatakan dirinnya tertarik, lalu membeli keramik buatannya. "Setelah itu, ada saja orang yang datang membeli, atau minta dibuatkan vas atau alas lampu seperti yang saya buat sebelumnya. Ini menumbuhkan kepercayaan diri saya", kata Sri Murniati, yang juga seorang akupunkturis ini.

Tahun 1989, wanita energik ini  memberanikan diri membuka counter di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan. "Waktu itu dalam sebulan omzetnya hanya Rp75.000,0. Kalau sekarang ini sudah lumayan untuk ukuran saya – bisa sekitar Rp 7 juta per bulan," katanya. Kini, dibantu 20 orang karyawan, Sri Murniati membuka juga counter di Sogo, Jakarta, dan sebuah studio di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Ia pun mempunyai pembakaran keramik sendiri yang dibelinya awal tahun 1993 ini. "Ah, saya ini hanya seorang pengrajin kecil-kecilan saja. Keuntungan yang masuk hanya cukup untuk menambah modal, memberi gaji karyawan, dan untuk ongkos hidup sehari-hari," ujarnya merendah.

Apa yang dicapainya kini, menurut Sri Murniati tak lepas dari pengalaman di Bali. Pengaruh "suasana seni" yang diberikan pulau itu sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari keluarganya. Ayahnya, meski seorang dokter, tetap meluangkan waktu bergelut dengan cat dan kanvas lukisnya.

"Sementara kami, anak-anaknya, semuanya menjadi terbiasa pula dengan suasana itu. Banyak teman bapak yang datang adalah seniman. Entah itu pelukis, pemusik, atau penari. Dari teman-teman bapak, kami belajar main piano atau memetik gitar, di samping belajar menari Bali," cerita wanita yang menikah tahun 1976 itu.

Dari sejumlah kegiatan itu, Sri Murniati paling senang menari. Oleh karena itu, sejak umur 12 tahun kegiatan itu yang lebih ditekuninya. "Saya sering diminta menari di berbagai kesempatan, bahkan sampai ke istana. Sejak itu, sebagian kebutuhan saya dibayar dari hasil menari," tutur anak kelima dari tujuh bersaudara itu.

Orang tuanya mengizinkannya menekuni dunia tari, karena pendidikan formalnya pun tidak terganggu oleh kegiatan tersebut. "Pendidikan formal itu penting karena orang itu harus punya pegangan hidup. Jika di kemudian hari ternyata hobi yang lebih ditekuni, itu soal lain," tutur lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo, Jakarta, tahun 1982 itu.

Pada awalnya, teman-teman kuliahnya yang membeli hasil karyanya. "Konsumennya bertambah karena 'iklan' dari mulut ke mulut. Saya tidak pernah memasang iklan atau menyebar brosur," tambah Sri yang sejak tahun 1985 juga menangani kesehatan gigi karyawan PFN (Perusahaan Film Nasional) Jakarta. Pada tahun ini ia mulai mengikuti berbagai pameran yang diadakan di Jakarta. Pameran baginya merupakan ajang promosi yang efektif. Oleh karena itu, setahun ia menargetkan mengikuti 3 – 4 kali pameran.

Diakuinya melihat kemajuan usaha yang berawal dari hobinya itu, ada pihak yang mengajukan kerja sama atau menambah modal bagi usahanya. "Rasanya saya memang bukan seratus persen pengusaha,  jadi, ada  rasa takut.   Kerja sama itu kan tidak mudah, daripada nanti ada apa-apa, lebih baik begini, pelan-pelan saja majunya, tetapi aman," ucapnya.

 

Словарь

ajang место, арена, поле, тарелка
alas опора, основание
bergelut сцепиться
cat краски
kan (от bukan) усил. ведь, же
kanvas брезент, холст, парусина
karyawan работник, сотрудник
kolektor коллекционер
lumayan неплохо, прилично
malu стесняться, стыд (-ся)
meluangkan находить время
menekuni овладевать чем-либо
mengajukan вносить (предложение)
menikah вступить в брак
menyebar распространять, сеять
omzet товарооборот
ongkos расходы, стоимость
pengaruh влияние, воздействие
puas довольный, сытый
tak lepas неотделимо
tunjang опора, помощь
tutur слово, беседа, речь

 

Упражнения

 

Упражнение 1.

Ответьте на вопросы.

Mengapa Sri tertarik mempelajari cara pembuatan keramik? Apa caranya mendapat pengetahuan dalam kerajinan keramik itu?  Sri Murniati itu umurnya berapa? Modal pertama untuk membuat keramik diperolehnya dari apa? Berapa lama Sri Murniati belajar membikin keramik ketika merasa puas dengan karyanya? Di mana dipasang keramik buatanya Sri yang pertama itu? Bagaimana teman-teman Sri ketika melihat karyanya? Kapan dan di mana Sri mulai bisnis jual keramik hasil buatanya? Berapa omzet per bulan perusahaan Ibu Sri? Ibu Sri dibantu dalam usahanya berapa orang? Bagaimana Ibu Sri menilai usahanya sendiri? Ketika Sri masih anak apa yang mempengaruhi kehidu-pan sehari-hari keluarganya? Apakah Sri pandai main piano, memetik gitar? Uang pertama Sri mendapat dari apa? Mengapa Sri diizinkan menekuni dunia tari walaupun belajar di Fakultas Kedokteran Gigi? Dimana Sri bekerja formal? Kapan Sri Murniati mulai mengikuti pameran? Apa yang diajukan kepada Sri Murniati oleh beberapa pihak? Bagaimana reaksi Bu Sri terhadap usulan-usulan kerja sama atau penanaman modal?

 

Упражнение 2.

Составьте предложения со словами.

malu bertanya, pengaruh yang luar biasa, menyebarkan berita, puas, omzet harian, lumayan, karyawan, tak lepas dari pengala-man, menikah, mengajukan permohonan.

 

Упражнение 3.

Переведите на индонезийский язык.

Я не стесняюсь, я не хочу есть, потому, что уже сыт. В первый год ему помогали родители. За год товарооборот его магазина увеличился в восемь раз. Зарплата на этом месте достаточно хорошая, я не хочу переходить на другую работу. Каково влияние агрессии США в Ираке на обстановку в регионе и в мире в целом? Сколько сотрудников в вашей конторе? Стоимость проживания в Москве скоро превысит стоимость проживания в Токио. Если это легко, то бери крас-ки, холст и рисуй. А что, она уже вышла замуж? Эта новость тотчас же была распространена всеми информационными агентствами. Не превращайте наше собрание в арену борь-бы! Если вы хотите что-то предложить, пожалуйста, прихо-дите завтра в 12.00 и выскажите все, что пожелаете. Сразу после женитьбы он получил предложение переехать в Джа-карту. 

Теги

Индонезийский для безразличных